Monday, November 16, 2015

Tugas Proposal Analisis Pengembangan Usaha Kecil



ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA KECIL
TERNAK IKAN LELE DAN PATIN
DI KOTA PALEMBANG

Oleh: 

Amal Fathullah   01031481317041
Hafizhan Ihsan   01031481317013
M Bobby Yasen  01031481417033
Yopie Prawira     01011481417005

Mata Ajaran Komunikasi Bisnis
PJMA :  Yulia Hamdaini, S. E, M. Si


1.      Latar Belakang
Ikan lele dan patin merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di kota Palembang. Budidaya lele dan patin berkembang pesat karena :
a.       Dapat dibudiyakan di lahan dan sumber air yang terbatas
b.      Teknologi budidaya relatif mudah dikuasai
c.       Pemasarannya relatif mudah
d.      Modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah
Budidaya lele dan patin di Sukarami dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 800m dpl. Persyaratan lokasi, naik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air, budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan rawa dan kelembapan akan tanah.
Budidaya lele dan patin, baik pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan atau pun lahan marjinal lainnya. Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumur (air permukaan atau sumur dalam), atau pun air hujan yang sudah dikondisikan terlebih dahulu.
Parameter kualitas air yang baik untuk pemeliharaan ikan lele dan patin adalah sebagai berikut :
·         Suhu air ideal untuk pertumbuhan ikan lele dan pastin berkisar antara 220-320C. suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, aju metabolism ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air.
·         pH air yang ideal berkisar antara 6-9. Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l.
·         budidaya ikan lele dan patin dapat dilakukan dalam bak plastic, bak tembok atau kolom tanah. Dalam budidaya ikan di kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan kolam, pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air.

Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut, diadakan penelitian khusus oleh penulis. Penelitian ini diharapkan dapat membantu para pengusaha budidaya ikan lele dan patin untuk mendapatkan ikan yang sehat, bebas penyakit, bermutu dan lezat untuk dikonsumsi. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian ini dengan judul “Analisis Pengembangan usaha kecil ternak ikan lele dan patin di Kota Palembang”.





2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian singkat latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah yang akan diangakat adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana usaha kecil ternak ikan lele dan patin ini berkembang?
2.      Bagaimana merangcang dan membuat system otomatisasi pengkondisian suhu dan kejernihan air kolam?

3.      Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis melakukan peninjauan ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui bagaimana usaha kecil ternak ikan lele dan patin ini berkembang.
2.      Untuk mengetahui bagaimana merangcang dan membuat system otomatisasi pengkondisian suhu dan kejernihan air kolam.

4.      Manfaat Penelitian
1.      Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan akan cara pengembangan usaha kecil ternak ikan lele dan patin antara teori yang diperoleh dengan aplikasinya di perusahaan temapat diadakan penelitian.
2.      Perusahaan
Sebagai sumbangan pemikiran dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan pengembangan usaha kecil ternak ikan lele dan patin.
3.      Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi khusunya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam proposal ini.

5.      Tinjauan Teori
1.      Karakteristik Umum Ikan Lele dan Patin
Lele (Clariass sp.) merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan budidaya yang sangat potensial untuk dikembangkan. Ikan lele dan patin merupakan ikan yang sangat gampang dibudidayakan di tambak. Jika dilihat secara ilmiah dengan taksonomi hewan atau sistematika hewan. Nama latin dari ikan lele dan patin adalah Clarias sp dan Siluriformes. Ikan lele dan patin tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele dan patin bersifat natural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari,ikan lele dan patin berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan memijah pada musim penghujan. Ikan lele dan patin banyak ditemukan di benua Afrika dan Asia. Ikan lele dan patin juga banyak dibudidayakan di Thailand, India, Philipina dan Indonesia.
2.      Syarat Pemeliharaan
Ikan lele dan patin termasuk golongan ikan omnivora, yaitu bangsa ikan yang mengkonsumsi tumbuhan yang hidup di air maupun hewan – hewan air lainnya. Teknis pemeliharaan ikan ini tidak sulit. Secara tradisional, ikan tersebut hanya dilepas begitu saja ditambak tanpa perlu perawatan maupun pemberian pakan, tetapi pemeliharaan dengan pemberian pakan yang cukup banyak dapat mengakibatkan ikan lele dan patin tumbuh dengan cepat dan hasil yang didapat lebih baik.
3.      Budidaya Ikan lele dan patin
Kegiatan budidaya ikan lele dapat dilakukan pada kolam tanah dan kolamterpal. Akan tetapi, wadah yang paling aman untuk budidaya ikan tersebut adalah kolam terpal. Menurut Khairuman dan Amri, 2006 teknik pembesaran ikan lele dan patin dikolam tanah meliputi beberapa hal berikut:
a.       Persiapan lahan
Tahapan ini dilakukan sebelum pemasukan air. Kegiatan yang dilakukan selama persiapan lahan adalah pencangkulan dan pembalikan tanah. Tujuan pembalikan tanah adalah membebaskan senyawa dan gas beracun sisa pemeliharaan sebelumnya, serta hasil dekomposisi bahan organik baik dari kotoran maupun sisa pakan. Selain itu, karena tanah menjadi gembur, aerasi akan berjalan dengan baik sehingga kesuburan lahan akan meningkat.
b.      Pengapuran
Selama pemeliharaan ikan memerlukan kondisi keasaman yang stabil,yaitu pada pH 7-8. Untuk mengembalikan keasaman tanah pada kondisi tersebut, perlu dilakukan pengapuran. Tujuan pengapuran adalah menghilangkan penimbunan dan pembusukan bahan organik selama pemeliharaan awal maupun mencegah kemungkinan penurunan pH tanah. Pengapuran menyebabkan bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena bakteri atau jamur sulit dapat hidup pada pH tersebut. Pengapuran dengan menggunakan kapur tohor, dolomit, atau zeolit dengan dosis 1 ton/ha atau10 kg/100 m
c.       Pemupukan
Fungsi utama pemupukan tambak adalah memberikan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan pakan alami. Memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air pada tanah yang tidak kedap air. Penggunaan pupuk untuk pemupukan tanah dasar tambak sangat tepat karena pupuk mengandung unsur-unsur mineral penting, dan asam–asam organik utama memberikan bahan-bahan yang diperlukan untuk peningkatan kesuburan lahan dan pertumbuhan plankton. Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2. Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang penyaring. 
d.      Pengelolaan air
Setelah dilakukan pemupukan sesuai aturannya, air dimasukkan hingga setinggi 10–20 cm, kemudian air dalam tambak dibiarkan beberapa hari, untuk menumbuhkan plankton, baik itu phytoplankton maupun zooplankton air dimasukkan hingga mencapai kedalaman 1 meter. Di dalam tambak, antar pintu pemasukan air dan pintu pengeluaran air dibuat kamalir atau saluran tengah yang lebarnya sekitar 50cm dan kedalaman antara 20 sampai 30cm. Apabila perlu,disepanjang tebing pematang dibuat salauran keliling yang memudahkan proses pemanenan. Kemudian dilakukan pengisian air kolam. Kolam dibiarkan selama ±7 (tujuh) hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami.
e.       Penebaran benih
Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengandosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.
f.       Pemberian pakan
Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikansebanyak 2-5% per hari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet 
g.      Pemanenan
Ikan lele dan patin akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 60 hari, dengan bobot antara 500 - 700 gram per ekor. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan tersebut akan berkumpul dikamalir dan kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara lain penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu atau pipa paralon/bambu diletakkan didasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk kedalam ruas bambu/paralon, maka dengan mudah ikan dapat ditangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa happa yang dipasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk dipasarkan. Pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang sedikit. Kegiatan budidaya lele dan patin di tingkat pembudidaya sering dihadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembesaran, penyakit banyak ditimbulkan akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan. Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain ular dan belut. Sedangkan organisme pathogen yang sering menyerang adalah Ichthiophthirius sp, Trichodina sp, Monogenea sp dan Dactylogyrus sp.
h.      Studi empiris mengenai ikan lele dan patin
Puspitasari (2010) melakukan penelitian mengenai analisis efisiensi tataniaga lele dan patin talang jambi di Kecamatan Sukarami kota Palembang, Sumatera Selatan. Saluran pemasaran lele dan patin talang jambi berjumlah empat saluran. Saluran pemasaran ini melibatkan beberapa lembaga pemasaran yang meliputi pedagang pengumpul, pedagang grosir, pedagang pengecer dan pedagang pecel lele. Setiap lembaga pemasaran umumnya melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran seperti fungsi pertukaran berupa pembelian dan penjualan, fungsi fisik berupa pengemasan dan pengangkutan dan fungsi fasilitas berupa sortasi, pembiayaan, penanggunganresiko dan informasi pasar. Struktur pasar yang dihadapi oleh petani dan pedagang pengumpul mendekati oligopsopni, sedangkan pedagang pengecer dan pedagang pecel lele menghadapi struktur pasar yang mengarah ke bentuk pasaroligopoli. Farmer’s share, rasio keuntungan dan biaya total saluran yang paling efisien adalah saluran 1 dengan nilai masing-masing 58,84%, 383,35% dan Rp7.000,00 per Kg. R/C dan total penerimaan pembudidaya dalam satu tahun adalah1,97 dan Rp. 206.701.380,-.Penelitian mengenai analisis efisiensi pemasaran ikan lele dan patin di Kecamatan Sukarami kota Palembang, Sumatera Selatan dilakukan oleh Fauzi (2008). Hasil penelitiannya menunjukkan saluran pemasaran ikan lele dan yang terdapat di Kecamatan Sukarami terdiri atas empat saluran. Saluran 1 terdiri dari pembudidaya, pedagang pengumpul, pedagang pengumpul luar kecamatan, pedagang pecel dan konsumen. Saluran 2 terdiri dari pembudidaya, pedagang pengumpul, pedagang pengumpul luar kecamatan, pedagang pecel lele dan konsumen. Saluran 3 terdiri dari pembudidaya, pedagang pengumpul, pedagang pengencer dan konsumen. Saluran 4 terdiri dari pembudidaya, pedagang pengumpul, pemilik kolam pancingan dan konsumen. Analisis marjin pemasaran total menunjukkan nilai margin pemasaran total masing-masing saluran antara lain saluran 1 sebesar Rp 20.450,00 per kg saluran 2 sebesar Rp 20.700,00 per kg, saluran 3 sebesar Rp 4.700,00 per kg dan saluran 4 sebesar Rp 8.200,00 per kg. Margin pemasaran total terbesar terdapat pada saluran 2 (pembudidaya, pedagang pengumpul, pedagang pengumpul luar kecamatan, pedagang pecel lele dan konsumen) sebesar Rp 20.700,00 per kg. Farmer’s share dan rasio keuntungan biaya (total) pada saluran 1 sebesar 25,64 persen dan 76,05 persen, saluran 2 sebesar 24,73 persen dan 97,79 persen dan saluran 3 sebesar 59,13 persen dan 389,26 persen. Farmer’s share dan rasio keuntungan biaya (total) terbesar terdapat pada saluran 3 (pembudidaya, pedagang pengumpul, pedagang pengencer dan konsumen) sebesar 59,13 dan 389,26 persen, sehingga pemasaran yang dilakukan oleh saluran 3 relatif efisien.



6.      Penelitian Terdahulu
1.      Amelia Indriastuti (2014) penelitiannya berjudul “Strategi Pengembangan Budidaya Lele dan Patin di Kawasan Minipolitan Desa Wonosari Kecamatan Bonang Kabupaten Demak” untuk menghadapi persaingan, perusahaan melakukan peningkatan kualaitas dan kuantitas produksi.
2.      Harianja (2009) penelitiannya berjudul “Analisi strategi dalam pengembangan usaha Ikan lele dan patin di kec Losarang, Kabupaten Indramayu” persaingan dengan perusahaan sejenis dapat dilihat dari pesaingan pangsa pasar, kualitas, produk dan harga jual produk.

7.     
Aspek usaha (X1)
Metode Penelitian
Pola pembiayaan (X2)
Aspek teknis produksi (X5)

Jumlah penjualan lele dan patin (Y)

Aspek pemasaran (X4)

Aspek pasar (X3)
Peluang pengembangan

Strategi pengembangan

Analisis SWOT

Analisi Eksternal:
1.       Peluang
2.       Ancaman

Analisi Internal :
1.       Kekuatan
2.       Kelemahan

 








8.      Populasi dan Sampel
Populasi ini adalah pembudidaya lele dan patin yang sudah melakukan kegiatan budidaya ternak minimal 3 tahun berjumalah 100 orang. Dari saran Arikunto (2002), bahwa apabila jumlah populasi kecil, atau kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitian seperti ini dinamakan peneletian populasi, semua populasi digunakan sebagai sempel maka jumlah sampelnya adalah 100 orang pembudidaya lele dan patin.

9.      Teknik Pengambilan Sampel
Pengumpulan data yang peninjau terapkan dalam peninjauan ini antara lain:
1.      Penelitian lapangan
Metode pengumpulan data yang penulis terapkan dalan peninjauan ini atara lain :
a.       Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan Tanya jawab kepada pihak yang bersangkutan.
b.      Pengamatan (observasi), mengumpulkan data dengan cara mengamati secara langsung pelaksanaan tentang pengembangan ternak ikan lele dan patin di talang jambi kec. Sukarami  kota Palembang.
2.      Tinjauan putaka
Yaitu peninjauan dengan cara mengumpulkan dara dari literature-literatur dengan cara mempelajarinya, membandingkan atau mempelajari data yang berupa landasan teiritis tentang sistem pengembangan budidaya ikan lele dan patin.



10.  Jenis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data premier yaitu, wawancara, penyebaran kuesioner dan mengidentifikasi data di pembudidayaan ternak ikan lele dan patin kec. Sukarami kota Palembang.

11.  Teknik Analisis
Analisis data dilakukan dengan menelaah data primer dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Metode Survei, yaitu pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan maupun tertulis.
2.      Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dalam metode survey yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada responden datau subjek penelitian.
3.      Kuesioner, yaitu memberikan tanggung jawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan yang telah disediakan.
4.      Setelah dilakukan identifikasi dana analisis faktor-faktor internal dan eksternal, kemudian disusun dalam matriks SWOT.
5.      Mengelola data primer yang telah ada dengan mengacu pada output spss untuk dilakukan pengujian.




Lampiran 1
RENCANA ANGGARAN PENELITIAN

PROPOSAL
        Biaya akses internet dan penggunaan laptop              Rp. 100.000
        Print proposal                                                              Rp.   20.000
        Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka                Rp.   20.000
        Fotocopy perbanyak proposal                                     Rp.   50.000
        CD                                                                               Rp.   10.000

PENGUMPULAN DATA
        Izin penelitian                                                             Rp.   50.000
        Transportasi                                                                Rp.   50.000
        Print dan fokopi perbanyak kuesioner                        Rp. 100.000

ANALISIS DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN
        Biaya akses internet dan penggunaan laptop              Rp. 100.000
        Pembelian software pengolahan data                          Rp.   50.000
        Print laporan                                                                Rp.   50.000
        CD                                                                               Rp.   10.000
        Penjilidan                                                                    Rp. 150.000
        Fotocopy laporan penelitian                                        Rp.   50.000
                                                                                    ---------------- + 
                                                                                     Rp. 810.000



DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Rusdi. 2004. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
M. Munandar. 2006. Pokok-pokok Intermediate Accounting. Yogyakarta : Gajah Mada Unversity Press.
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.
Sugiri, Slamet. 2005. Akuntansi Pengantar 2, Edisi ke-4. Yogyakarta : AMP YKPN

No comments:

Post a Comment