ANALISIS
PENGEMBANGAN USAHA KECIL
TERNAK
IKAN LELE DAN PATIN
DI
KOTA PALEMBANG
Oleh:
Amal Fathullah 01031481317041
Hafizhan Ihsan 01031481317013
M Bobby Yasen 01031481417033
Yopie Prawira 01011481417005
Mata Ajaran Komunikasi Bisnis
PJMA : Yulia Hamdaini, S. E, M. Si
1.
Latar
Belakang
Ikan
lele dan patin merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah
dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di kota
Palembang. Budidaya lele dan patin berkembang pesat karena :
a.
Dapat dibudiyakan di lahan dan sumber
air yang terbatas
b.
Teknologi budidaya relatif mudah
dikuasai
c.
Pemasarannya relatif mudah
d.
Modal usaha yang dibutuhkan relatif
rendah
Budidaya lele dan patin
di Sukarami dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 800m dpl. Persyaratan
lokasi, naik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan
penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air, budidaya masih
tetap dapat dilakukan pada lahan rawa dan kelembapan akan tanah.
Budidaya lele dan patin, baik pembenihan maupun
pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak plastik. Budidaya
di bak tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan atau pun
lahan marjinal lainnya. Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumur (air
permukaan atau sumur dalam), atau pun air hujan yang sudah dikondisikan
terlebih dahulu.
Parameter kualitas air yang baik untuk pemeliharaan
ikan lele dan patin adalah sebagai berikut :
·
Suhu air ideal untuk pertumbuhan ikan
lele dan pastin berkisar antara 220-320C. suhu air akan
mempengaruhi laju pertumbuhan, aju metabolism ikan dan napsu makan ikan serta
kelarutan oksigen dalam air.
·
pH air yang ideal berkisar antara 6-9.
Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l.
·
budidaya ikan lele dan patin dapat
dilakukan dalam bak plastic, bak tembok atau kolom tanah. Dalam budidaya ikan
di kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan kolam, pembuatan pintu
pemasukan dan pengeluaran air.
Berdasarkan kondisi-kondisi
tersebut, diadakan penelitian khusus oleh penulis. Penelitian ini diharapkan
dapat membantu para pengusaha budidaya ikan lele dan patin untuk mendapatkan
ikan yang sehat, bebas penyakit, bermutu dan lezat untuk dikonsumsi.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian ini dengan
judul “Analisis Pengembangan usaha kecil
ternak ikan lele dan patin di Kota Palembang”.
2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian
singkat latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasikan
masalah yang akan diangakat adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana usaha kecil ternak ikan lele
dan patin ini berkembang?
2.
Bagaimana merangcang dan membuat system
otomatisasi pengkondisian suhu dan kejernihan air kolam?
3.
Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan penulis
melakukan peninjauan ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui bagaimana usaha kecil
ternak ikan lele dan patin ini berkembang.
2.
Untuk mengetahui bagaimana merangcang
dan membuat system otomatisasi pengkondisian suhu dan kejernihan air kolam.
4.
Manfaat
Penelitian
1. Penulis
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan akan cara pengembangan
usaha kecil ternak ikan lele dan patin antara teori yang diperoleh dengan
aplikasinya di perusahaan temapat diadakan penelitian.
2. Perusahaan
Sebagai
sumbangan pemikiran dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam
memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan pengembangan usaha kecil ternak
ikan lele dan patin.
3. Akademis
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat
menjadi bahan referensi khusunya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan
dengan masalah yang dibahas dalam proposal ini.
5.
Tinjauan
Teori
1.
Karakteristik Umum Ikan Lele dan
Patin
Lele (Clariass sp.) merupakan salah satu komoditas
unggulan perikanan budidaya yang sangat potensial untuk dikembangkan. Ikan lele
dan patin merupakan ikan yang sangat gampang dibudidayakan di tambak. Jika
dilihat secara ilmiah dengan taksonomi hewan atau sistematika hewan. Nama latin
dari ikan lele dan patin adalah Clarias sp dan Siluriformes. Ikan lele dan patin tidak
pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus
air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele dan
patin bersifat natural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari.
Pada siang hari,ikan lele dan patin berdiam diri dan berlindung di
tempat-tempat gelap. Di alam ikan memijah pada musim penghujan. Ikan lele dan
patin banyak ditemukan di benua Afrika dan Asia. Ikan lele dan patin juga
banyak dibudidayakan di Thailand, India, Philipina dan Indonesia.
2.
Syarat Pemeliharaan
Ikan lele dan patin termasuk golongan ikan omnivora,
yaitu bangsa ikan yang mengkonsumsi tumbuhan yang hidup di air maupun hewan –
hewan air lainnya. Teknis pemeliharaan ikan ini tidak sulit. Secara
tradisional, ikan tersebut hanya dilepas begitu saja ditambak tanpa perlu
perawatan maupun pemberian pakan, tetapi pemeliharaan dengan pemberian pakan
yang cukup banyak dapat mengakibatkan ikan lele dan patin tumbuh dengan cepat
dan hasil yang didapat lebih baik.
3.
Budidaya Ikan lele dan patin
Kegiatan budidaya ikan lele dapat dilakukan pada
kolam tanah dan kolamterpal. Akan tetapi, wadah yang paling aman untuk budidaya
ikan tersebut adalah kolam terpal. Menurut Khairuman dan Amri, 2006 teknik
pembesaran ikan lele dan patin dikolam tanah meliputi beberapa hal berikut:
a. Persiapan
lahan
Tahapan ini dilakukan sebelum pemasukan air.
Kegiatan yang dilakukan selama persiapan lahan adalah pencangkulan dan
pembalikan tanah. Tujuan pembalikan tanah adalah membebaskan senyawa dan gas
beracun sisa pemeliharaan sebelumnya, serta hasil dekomposisi bahan organik
baik dari kotoran maupun sisa pakan. Selain itu, karena tanah menjadi gembur,
aerasi akan berjalan dengan baik sehingga kesuburan lahan akan meningkat.
b. Pengapuran
Selama pemeliharaan ikan memerlukan kondisi keasaman
yang stabil,yaitu pada pH 7-8. Untuk mengembalikan keasaman tanah pada kondisi
tersebut, perlu dilakukan pengapuran. Tujuan pengapuran adalah menghilangkan penimbunan
dan pembusukan bahan organik selama pemeliharaan awal maupun mencegah
kemungkinan penurunan pH tanah. Pengapuran menyebabkan bakteri dan jamur
pembawa penyakit mati karena bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena
bakteri atau jamur sulit dapat hidup pada pH tersebut. Pengapuran dengan
menggunakan kapur tohor, dolomit, atau zeolit dengan dosis 1 ton/ha atau10
kg/100 m
c. Pemupukan
Fungsi utama pemupukan tambak adalah memberikan
unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan pakan alami. Memperbaiki struktur
tanah dan menghambat peresapan air pada tanah yang tidak kedap air. Penggunaan
pupuk untuk pemupukan tanah dasar tambak sangat tepat karena pupuk mengandung
unsur-unsur mineral penting, dan asam–asam organik utama memberikan bahan-bahan
yang diperlukan untuk peningkatan kesuburan lahan dan pertumbuhan plankton. Pemupukan
dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700gram/m2; urea 15 gram/m2;
SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2. Pada pintu pemasukan dan pengeluaran
air dipasang penyaring.
d. Pengelolaan
air
Setelah dilakukan pemupukan sesuai aturannya, air
dimasukkan hingga setinggi 10–20 cm, kemudian air dalam tambak dibiarkan
beberapa hari, untuk menumbuhkan plankton, baik itu phytoplankton maupun
zooplankton air dimasukkan hingga mencapai kedalaman 1 meter. Di dalam tambak,
antar pintu pemasukan air dan pintu pengeluaran air dibuat kamalir atau saluran
tengah yang lebarnya sekitar 50cm dan kedalaman antara 20 sampai 30cm. Apabila
perlu,disepanjang tebing pematang dibuat salauran keliling yang memudahkan
proses pemanenan. Kemudian dilakukan pengisian air kolam. Kolam dibiarkan
selama ±7 (tujuh) hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami.
e. Penebaran
benih
Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci
hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat)
atau PK dengandosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l
selama 5-10 menit. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari
atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih
diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air
kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih.
Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari
kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. Hal ini
berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam
dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang
ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.
f. Pemberian
pakan
Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan
ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan
yang diberikansebanyak 2-5% per hari dari berat total ikan yang ditebarkan di
kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi
makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan
perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot
dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet
g. Pemanenan
Ikan lele dan patin akan mencapai ukuran konsumsi
setelah dibesarkan selama 60 hari, dengan bobot antara 500 - 700 gram per ekor.
Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan tersebut akan
berkumpul dikamalir dan kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan
waring atau lambit. Cara lain penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa
ruas bambu atau pipa paralon/bambu diletakkan didasar kolam, pada waktu air
kolam disurutkan, ikan lele akan masuk kedalam ruas bambu/paralon, maka dengan
mudah ikan dapat ditangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan
pada wadah berupa happa yang dipasang di kolam yang airnya terus mengalir
untuk diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk dipasarkan. Pengangkutan
ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau jerigen
plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang
sedikit. Kegiatan budidaya lele dan patin di tingkat pembudidaya sering dihadapkan
pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembesaran,
penyakit banyak ditimbulkan akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan.
Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain ular dan belut.
Sedangkan organisme pathogen yang sering menyerang adalah Ichthiophthirius sp,
Trichodina sp, Monogenea sp dan Dactylogyrus sp.
h. Studi
empiris mengenai ikan lele dan patin
Puspitasari (2010) melakukan penelitian mengenai
analisis efisiensi tataniaga lele dan patin talang jambi di Kecamatan Sukarami
kota Palembang, Sumatera Selatan. Saluran pemasaran lele dan patin talang jambi
berjumlah empat saluran. Saluran pemasaran ini melibatkan beberapa lembaga
pemasaran yang meliputi pedagang pengumpul, pedagang grosir, pedagang pengecer
dan pedagang pecel lele. Setiap lembaga pemasaran umumnya melaksanakan
fungsi-fungsi pemasaran seperti fungsi pertukaran berupa pembelian dan penjualan,
fungsi fisik berupa pengemasan dan pengangkutan dan fungsi fasilitas berupa
sortasi, pembiayaan, penanggunganresiko dan informasi pasar.
Struktur pasar yang dihadapi oleh petani dan pedagang pengumpul
mendekati oligopsopni, sedangkan pedagang pengecer dan pedagang pecel lele
menghadapi struktur pasar yang mengarah ke bentuk pasaroligopoli. Farmer’s
share, rasio keuntungan dan biaya total saluran yang paling efisien adalah
saluran 1 dengan nilai masing-masing 58,84%, 383,35% dan Rp7.000,00 per Kg. R/C
dan total penerimaan pembudidaya dalam satu tahun adalah1,97 dan
Rp. 206.701.380,-.Penelitian mengenai analisis efisiensi pemasaran ikan
lele dan patin di Kecamatan Sukarami kota Palembang, Sumatera Selatan dilakukan
oleh Fauzi (2008). Hasil penelitiannya menunjukkan saluran pemasaran ikan lele
dan yang terdapat di Kecamatan Sukarami terdiri atas empat saluran. Saluran 1
terdiri dari pembudidaya, pedagang pengumpul, pedagang pengumpul luar
kecamatan, pedagang pecel dan konsumen. Saluran 2 terdiri dari pembudidaya,
pedagang pengumpul, pedagang pengumpul luar kecamatan, pedagang pecel lele dan
konsumen. Saluran 3 terdiri dari pembudidaya, pedagang pengumpul, pedagang
pengencer dan konsumen. Saluran 4 terdiri dari pembudidaya, pedagang
pengumpul, pemilik kolam pancingan dan konsumen. Analisis marjin pemasaran
total menunjukkan nilai margin pemasaran total masing-masing saluran antara
lain saluran 1 sebesar Rp 20.450,00 per kg saluran 2 sebesar Rp 20.700,00 per
kg, saluran 3 sebesar Rp 4.700,00 per kg dan saluran 4 sebesar Rp 8.200,00 per
kg. Margin pemasaran total terbesar terdapat pada saluran 2 (pembudidaya,
pedagang pengumpul, pedagang pengumpul luar kecamatan, pedagang pecel lele dan
konsumen) sebesar Rp 20.700,00 per kg. Farmer’s share dan rasio keuntungan
biaya (total) pada saluran 1 sebesar 25,64 persen dan 76,05 persen, saluran 2
sebesar 24,73 persen dan 97,79 persen dan saluran 3 sebesar 59,13 persen dan
389,26 persen. Farmer’s share dan rasio keuntungan biaya (total) terbesar
terdapat pada saluran 3 (pembudidaya, pedagang pengumpul, pedagang
pengencer dan konsumen) sebesar 59,13 dan 389,26 persen, sehingga pemasaran
yang dilakukan oleh saluran 3 relatif efisien.
6.
Penelitian
Terdahulu
1.
Amelia Indriastuti (2014) penelitiannya
berjudul “Strategi Pengembangan Budidaya Lele dan Patin di Kawasan Minipolitan
Desa Wonosari Kecamatan Bonang Kabupaten Demak” untuk menghadapi persaingan,
perusahaan melakukan peningkatan kualaitas dan kuantitas produksi.
2.
Harianja (2009) penelitiannya berjudul
“Analisi strategi dalam pengembangan usaha Ikan lele dan patin di kec Losarang,
Kabupaten Indramayu” persaingan dengan perusahaan sejenis dapat dilihat dari
pesaingan pangsa pasar, kualitas, produk dan harga jual produk.
7.
|
Aspek usaha (X1)
|
|
Pola
pembiayaan (X2)
|
|
Aspek
teknis produksi (X5)
|
|
Jumlah
penjualan lele dan patin (Y)
|
|
Aspek
pemasaran (X4)
|
|
Aspek
pasar (X3)
|
|
Peluang
pengembangan
|
|
Strategi
pengembangan
|
|
Analisis
SWOT
|
|
Analisi
Eksternal:
1.
Peluang
2.
Ancaman
|
|
Analisi
Internal :
1.
Kekuatan
2.
Kelemahan
|
8.
Populasi
dan Sampel
Populasi ini adalah
pembudidaya lele dan patin yang sudah melakukan kegiatan budidaya ternak
minimal 3 tahun berjumalah 100 orang. Dari saran Arikunto (2002), bahwa apabila
jumlah populasi kecil, atau kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua,
sehingga penelitian seperti ini dinamakan peneletian populasi, semua populasi
digunakan sebagai sempel maka jumlah sampelnya adalah 100 orang pembudidaya
lele dan patin.
9.
Teknik
Pengambilan Sampel
Pengumpulan data yang
peninjau terapkan dalam peninjauan ini antara lain:
1.
Penelitian lapangan
Metode
pengumpulan data yang penulis terapkan dalan peninjauan ini atara lain :
a. Wawancara,
yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan Tanya jawab kepada pihak yang
bersangkutan.
b. Pengamatan
(observasi), mengumpulkan data dengan cara mengamati secara langsung
pelaksanaan tentang pengembangan ternak ikan lele dan patin di talang jambi
kec. Sukarami kota Palembang.
2.
Tinjauan putaka
Yaitu
peninjauan dengan cara mengumpulkan dara dari literature-literatur dengan cara
mempelajarinya, membandingkan atau mempelajari data yang berupa landasan
teiritis tentang sistem pengembangan budidaya ikan lele dan patin.
10. Jenis Data
Dalam penelitian ini
penulis menggunakan data premier yaitu, wawancara, penyebaran kuesioner dan
mengidentifikasi data di pembudidayaan ternak ikan lele dan patin kec. Sukarami
kota Palembang.
11. Teknik Analisis
Analisis data dilakukan
dengan menelaah data primer dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Metode Survei, yaitu pengumpulan data
primer yang menggunakan pertanyaan lisan maupun tertulis.
2.
Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data
dalam metode survey yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada responden
datau subjek penelitian.
3.
Kuesioner, yaitu memberikan tanggung
jawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan yang telah
disediakan.
4.
Setelah dilakukan identifikasi dana
analisis faktor-faktor internal dan eksternal, kemudian disusun dalam matriks
SWOT.
5.
Mengelola data primer yang telah ada
dengan mengacu pada output spss untuk dilakukan pengujian.
Lampiran 1
RENCANA ANGGARAN PENELITIAN
PROPOSAL
−
Biaya
akses internet dan penggunaan laptop Rp.
100.000
−
Print
proposal Rp. 20.000
−
Fotocopy
sumber-sumber tinjauan pustaka Rp.
20.000
−
Fotocopy
perbanyak proposal Rp.
50.000
−
CD Rp.
10.000
PENGUMPULAN DATA
−
Izin
penelitian Rp.
50.000
−
Transportasi Rp. 50.000
−
Print
dan fokopi perbanyak kuesioner Rp.
100.000
ANALISIS DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN
−
Biaya
akses internet dan penggunaan laptop Rp.
100.000
−
Pembelian
software pengolahan data Rp. 50.000
−
Print
laporan Rp. 50.000
−
CD Rp.
10.000
−
Penjilidan Rp.
150.000
−
Fotocopy
laporan penelitian Rp.
50.000
----------------
+ Rp. 810.000
DAFTAR
PUSTAKA
Akbar, Rusdi. 2004. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
M.
Munandar. 2006. Pokok-pokok Intermediate
Accounting. Yogyakarta : Gajah Mada Unversity Press.
Mulyadi. 2008. Sistem
Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.
Sugiri,
Slamet. 2005. Akuntansi Pengantar 2,
Edisi ke-4. Yogyakarta : AMP YKPN
No comments:
Post a Comment